EKSEKUTIF

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Sahabat Semua Negara di Bidang Ekonomi

0
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Berita GolkarMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan semua negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia mengatakan, Indonesia adalah sahabat semua negara di bidang ekonomi.

Menurutnya, Indonesia perlu ada ada di mana-mana dalam hubungan secara ekonomi dengan seluruh negara sahabat di dunia.

Hal inilah yang selama ini dilakukan pemerintah dengan menjadi mitra berbagai negara pada sektor ekonomi.

“Indonesia perlu ada dimana-mana. Jadi kita bekerja sama dengan Eropa untuk EU-CEPA, sehingga kita bisa menjadi mitra Eropa. Kita di ASEAN, bermitra dengan Tiongkok, dengan ASEC, RCEP. Kami juga bersama India dan AS dalam Indo-Pasifik yang ditandatangani dua minggu lalu. Dan tentu saja hal terakhir yang kami lakukan, kami ingin menjadi bagian dari 37 negara OECD,” tutur Menko Perekonomian saat acara The Big Idea Forum CNN with Desi Anwar, Jumat (5/7/2024).

“Jadi dalam bidang ekonomi, kami adalah sahabat semua orang,” tegas Airlangga.

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menambahkan, pemerintah optimistis untuk mendorong laju transformasi ekonomi nasional menuju negara maju pada 2045.

Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar 26 ribu dolar AS pada 2045.

Dengan pendapatan per kapita sebanyak itu, ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 9 triliun dolar AS. Airlangga mengatakan, saat ini pemerintah berupaya mendorong peningkatan kinerja berbagai mesin pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga :  Menko Airlangga Optimis Perekonomian Indonesia Tetap Tumbuh Positif dan Miliki Daya Tahan

Ia mengaku, digitalisasi berbagai industri akan terus diakselerasi sehingga investasi di Indonesia akan lebih mengarah pada padat modal dan membutuhkan ketrampilan baru dari masyarakat.

“Kemudian kita mempunyai mesin kedua yang menjadi diskusi kita saat ini, yakni mengenai ekonomi digital. Saat ini ekonomi digital kita sekitar USD 80 miliar dan kita harapkan pada tahun 2025 bisa meningkat menjadi USD 125 miliar, dan pada tahun 2030 kita harap sekitar USD 400 miliar,” ujar Menko Perekonomian.

Airlangga menegaskan, pemerintah juga tengah menempuh berbagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing melalui Program Prakerja.

Pemerintah menyediakan kebijakan yang bersifat government to people yang ditujukan untuk re-skilling, up-skilling, dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam pelatihan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Baca Juga :  Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Tambah Bansos di Wilayah PPKM Level 4

Airlangga mengakui, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk mendorong pemerataan konektivitas serta mengakselerasi pembangunan infrastruktur digital yang memadai.

Sejumlah upaya yang ditempuh diantaranya melalui pembangunan jaringan fiber optic Palapa Ring, pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria bagi daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, hingga yang terbaru yakni mengadopsi teknologi Low Earth Orbit Satelite.

Menko Airlangga menyebut Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah unicorn dan decacorn terbesar diantara negara lain.

Hal tersebut salah satunya didorong dengan upaya Pemerintah dalam melakukan integrasi dengan negara-negara ASEAN sehingga dapat lebih mudah dalam mengembangkan dan memperluas jangkauan pasar.

Inisiasi Indonesia berupa Digital Economic Agreement Framework (DEFA) dalam Keketuaan ASEAN 2023 membuka babak baru integrasi ekonomi digital regional.

Diharapkan hal ini akan menarik investasi dan inovasi, meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja serta memberdayakan sektor UMKM.

Dengan pemanfaatan DEFA, ekonomi digital ASEAN pada tahun 2030 yang semula bernilai sebesar USD 1 triliun, diperkirakan dapat meningkat mencapai USD 2 triliun.

Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya juga telah melakukan integrasi pembayaran dengan kebijakan Local Currency Settlement melalui penggunaan QRIS, sehingga memudahkan upaya mendorong digitalisasi di sektor ekonomi.